Sejarah seputar awal terbentuknya Mafia Amerika


Yang fanatik dengan film The Godfather pasti setidaknya pernah membayangkan atau malah terobsesi dengan yang namanya mafia. Yap, mendengar istilah ini saja pasti yang terbayang dipikiran kita adalah sosok berpakaian rapi dengan setelan jas klasik, rambut yang disisir rapi, gaya yang elegan tapi sebenarnya berprofesi layaknya preman, mengedarkan narkoba, menyeludupkan barang-barang yang dilarang, pemerasan terhadap tempat-tempat usaha, perebutan lahan kekuasaan dengan mafia lainnya dan masih banyak lagi. Ibarat kata serigala berbulu domba, mereka terlihat gentle padahal sebenarnya bengis seperti monster. Tapi terkadang kita juga bertanya-tanya sebenarnya seperti apa sih asal mula terbentuknya mafia ini dan seperti apa sejarahnya hingga akhirnya mereka menjadi kelompok gengster atau bahkan organisasi kejahatan terbesar yang reputasi buruknya tersebar luas hingga kemancanegara? Sebelumnya kita cari tahu dulu pengertian dari mafia itu sendiri.

Awal mula terbentuknya mafia
Menurut berbagai sumber yang bisa didapat, kata "Mafia" sendiri berasal dari kata "Mafiusu" dan tidak sedikit pula yang percaya bahwa kata mafiusu sebenarnya diambil dari bahasa arab yaitu "Mahyusu" yang berarti "Tempat Berlindung". Mafia sendiri awalnya ialah semacam persaudaraan dari tempat terbentuknya kata Mafia/Mafiusu yaitu dari wilayah pulau sicilia di italia. Persaudaraan ini juga terbentuk saat keadaan di wilayah itu tengah terlibat masalah sejak revolusi di tahun 1848. Persaudaraan ini juga terbentuk demi melindungi keberadaan mereka dari ancaman musuh mereka yaitu Spanyol. Namun nama mafia mulai terkenal setelah sebuah sandiwara dimainkan pada 1863 dengan judul "I mafiusi di la Vicaria" yang berarti "Cantiknya rakyat Vicaria", yang menceritakan tentang kehidupan pada geng penjahat di penjara Palermo.

Akhirnya lama kelamaan persaudaraan ini berkembang menjadi organisasi besar yang juga memerlukan dukungan biaya yang juga besar yang pada akhirnya merubah tujuan sebenarnya dari persaudaraan ini menjadi semacam kelompok yang mencari keuntungan besar tanpa peduli itu uang haram atau bukan. Mereka juga beranggapan yang mereka lakukan hanyalah memberikan perlindungan terhadap kelompok lain yang mengalami masalah tekanan atau pemerasan, sehingga pelaku merasa bangga dan terhormat karena berpikir kalau mereka "menolong" seseorang dari kesusahan. Dari situ kata Mafiusu berubah maknanya menjadi kelompok orang atau organisasi "terhormat." selain itu sebutan lain dari Mafia ialah Cosa Nostra, anggotanya selalu menulis kata ini dengan penuh hormat yaitu ditulis dengan awal huruf besar. Cosa Nostra artinya "our thing" atau sama-sama satu bangsa, satu pemikiran atau “hal yang mejadi milik kita”, namun dalam buku terjemahan Mafia Manager oleh Bern Hidayat disebut bahwa terjemahan Cosa Nostra adalah "urusan kita."

Perlahan tapi pasti mafia berkembang menjadi organisasi kriminal yang cukup ditakuti berkat lobi yang sukses ke para birokrat di sicilia demi kelancaran kegiatan perdagangan obat-obatan terlarang dan kegiatan haram ini masih terus berlanjut sekalipun organisasi ini sempat dilarang pada masa kekuasaan rezim fasis dan para gembongnya meringkuk dibalik terali besi. Sekitar tahun 30'an beberapa tokoh mafia kelas berat semisal Johnny Torrio "The Fox" mulai berimigrasi ke Amerika, sejak itu dunia kriminal Amerika semakin menjadi-jadi termasuk saat Johnny merasa perlu membawa salah satu utusan terbaiknya yang dikenal brutal yaitu Al Capone. Kelompok mafia ini semakin menggila lantaran jatuhnya rezim fasis akibat kekalahan italia sebagai sekutu jerman pada perang dunia 2 walaupun saat itu kekuatan mereka terbagi-bagi dengan munculnya klan diseluruh italia. Sejumlah gembong mafia kelas berat lainnya pun berhasil dibekuk sejak tahun 1950-an. Mereka antara lain Calogero Vizzini, Giuseppe Genco Russo, Tommaso Buscetta, Salvatore Riina. Yang terakhir berhasil di tangkap adalah Bernardo Provenzano pada 11 April 2006 lalu. Meski begitu organisasi ini masih terus berlanjut lantaran masih ada pewaris-pewaris berikutnya yang melanjutkan bisnis haram mereka. Saat ini yang di curigai sebagai gembong mafia baru adalah Matteo Messina Denaro serta Salvatore Lo Piccolo.


Al Capone (kiri) dan Johnny Torrio (kanan)
Sejarah awal Mafia Amerika
Munculnya kelompok-kelompok mafia di Amerika berawal dari masuknya para pemimpin dari organisasi para mafia di Italia karena keberadaan mereka yang sempat dilarang oleh rezim fasis. Mereka juga mulai mendirikan beberapa klan di Amerika guna meneruskan bisnis mereka yang sempat 'terkendala'. Yang pertama muncul ialah di kota New York dengan nama 'Para Tangan Hitam'(The Black Hand). Layaknya preman mereka mengintimidasi para imigran dari Italia dan negara-negara lainnya dan memalak mereka dengan dalih perlindungan. Lama kelamaan total klan mafia di Amerika berjumlah dua puluh enam klan yang tersebar diseluruh negara bagian. Semakin banyak klan yang muncul maka semakin sengit pula persaingan dagang mereka. Jadi jangan heran jika segala bentuk penyiksaan, pembantaian dan keributan di jalan-jalan menjadi pemandangan lumrah di Amerika saat itu. Sampai akhirnya tercatat lima klan besar mafia yang masih bertahan sebagai yang terkuat di New York. Diantaranya ialah Bonnano, Colombo, Gambino, Genovese, serta Lucchese. Klan ini juga semakin bertambah besar reputasinya berkat kerja sama dari sang legenda mafia sepanjang masa, Al Capone.
 
Perekrutan Calon Mafia
Untuk menjadi anggota mafia bukanlah sesuatu yang mudah bagi para calon mafia. Ahli membunuh, pintar merampok dan mencuri, bersikap kasar dan kejam ataupun pintar melarikan diri dari polisi saja tidak cukup untuk bisa memiliki gelar 'mafioso' apalagi jika ingin menjadi mafia turun temurun. Sebab syarat pertama dan paling diutamakan ialah harus termasuk keturunan penduduk Sicilia. Setelah terpenuhi masih harus diadakan tahap seleksi yaitu orang tersebut masih merupakan pimpinan kelompok gang tangguh diwilayah orang tersebut atau bukan. Setelah itu ialah proses pelampiran daftar referensi dari para gembong yang menyatakan mereka mengenal calon anggota tersebut dan kemudian baru ada kemungkinan untuk diterima. Dan jika sudah diterima, para 'semester satu' yang disebut plonco ini akan diawasi oleh seprang mentor yang disapa "capo". Pelajaran pertama saat itu diantaranya harus patuh pada sang capo, berlatih untuk mengekang mulut seerat mungkin, berlatih untuk memasang mata dan telinga dimana-mana serta berlatih untuk berpikiran cerdik dan cekatan.
 
Selain itu ada juga satu kode etik bagi para plonco. Yaitu ketika para capo tertawa maka anak didiknya juga harus ikut tertawa. Jika capo membentak maka anak didiknya harus terbungkuk-bungkuk. Disini para plonco harus menganggap perintah dan keberadaan capo setara dengan kehendak dan keberadaan Tuhan.Tidak ada perintah yang bersifat kelewat bengis atau tidak manusiawi, semua harus diterima sebagai perintah yang masuk akal. Perintah Capo harus diterima mentah-mentah, harus dikerjakan serta diselesaikan dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak.
Namun jangan coba menjilat mentor ini secara berlebihan sebab bukan tidak mungkin para penjilat diberi ciuman kematian oleh sang capo. Bilamana Capo memberi tugas, maka anggota wajib melakukan dengan benar sehingga diperlukan seni bertanya kepada para Capo yang tentunya tidak mudah. Beberapa anggota baru sering mengalami kesulitan akan "seni bertanya" kepada mentor mereka, namun hal ini sangat penting dilakukan. Sebab apa jadinya kalau gara-gara tidak paham perintah, seseorang menyikat anggota mafia lain yang memang ditanam dalam organisasi lain, atau menaruh bom di tempat yang salah.
 
Resep lain jangan pernah bermain cinta dengan kenalannya, atau orang-orang yang berada di bawah perlindungan sang Capo. Jangan cepat tergoda jika gundik-gundiknya, sekretarisnya, isterinya, keponakan, anak, bahkan pembantunya sekalipun menggoda dengan lirikannya. Pendeknya apapun miliknya jangan sekali-sekali disentuh. Kalaupun kelak ada yang dijadikan menantu oleh sang Capo, tentu saja atas ijinnya, maka sebutlah ini sebagai “karunia Tuhan atas manusia pilihan.” Mereka menyebut larangan ini dengan “jangan ambil daging ditempat Capo mengambil roti.” Hukuman bagi pelanggar komitmen hanya satu yaitu mati. Kalau ada yang memiliki bakat wartawan, para Capo akan tidak mengendurkan pengawasan terhadap mahluk aneh satu ini. Pasalnya mereka tidak suka pada kegiatan menulis termasuk menulis nama pelanggan, alamat-alamat, jumlah hutang, persetujuan rahasia. Dokumen ini nantinya akan menjadi kendaraan yang cepat menjebloskan penulisnya kedalam penjara.
 
 

0 comments:

Post a Comment